Udara
dingin,,,,,,
Menusuk
raga dalam asa……
Menjalar
menuju ingatan lama…..
Luka
yang pernah ada, terkoyak,
terhempas
dalam ruangan sempit, gelap,,,,, sendiri,
Bayang-bayang
yg tak ingin ku lihat, yg tak ingin ku ingat, kini begitu jelas di depan
mata,,,,,,,,,
Waktu
itu, saat aku masih dduk di bangku sekolah lanjutan pertama, tepatnya di salah
satu Sekolah berbasis Islam atau di sebut Madrasah Tsanawiyah,,,,,,,,
Akh,
aku tak tau, apa sich yang membuat aku menarik bagi mereka?????? Muka pas
pasan, tubuh juga jauh dari ideal,,,,,, aku juga orang biasa-biasa…… ????!!!!
Tapi, Beberapa
orang menyatakan perasaannya, mulai dari yang mengirim surat maupun hanya
dengan titipan kata. (ma’lum dulu kan telepon seluler masih dianggap barang
mewah, barang yang tak semua orang bisa memilikinya). Aku bingung, aku tak
tau….. siapa yang harus kupilih….. akh, atau tidak satupun…….. aku ingin
konsentrasi belajar……. Tapi, bagaimana dengan mereka? Mereka pasti sedih kalau
ditolak……. Akh, aku tak tau harus bagaimana.
Tapi,
suatu hari seseorang dengan gentle nya menyatakan cintanya padaku……. Hhhmmmm,
salut juga…… dengan perasaan yang membuncah, kuberanikan untuk menerimanya. Hari yang sungguh indah, apalagi
LT II tinggal beberapa minggu. Yach, kupikir jika aku dah punya “boyfriend” gak
akan ada yang mencoba wat nembak lagi. Alhasil dugaanku benar,,,,,, thanks DENI
karna sudah hadir dalam kehidupanku.
Kujalani
hari dengan, yach…. Begitulah sulit diungkapkan kata-kata……. Tapi sayang,
pemikiranku tentang lelaki gak berubah,,,, konflik keluarga membuat aku selalu
berfikir kalau semua lelaki itu brengsek…..
Hingga
akhirnya, aku mendengar berita dari temenku Irma, dia bilang “Mila, tau gak kemarin Angga bilang ke aku, kalau
Deni itu selingkuh”, dengan kagetnya aku bertanya balik pada Irma, “ yang bener
Ir, akh aku gak percaya, gak mungkin dia selingkuh,,,, “. “ bener mil, dia
selingkuh ma anak SMPN 1, malah Angga bilang
Angga tau orangnya,,,,, dia juga suka volley, mungkin mereka deket karna
itu”, Irma meyakinkan ku.
Hhh,,,,,
aku pulang dengan langkah gontai, “ya Robb, pa bener yang dikatakan Irma…..
huh, sialan tuh si Deni, ternyata emang bener yach….. semua Cowo di dunia ini
brengsek, nyesel aku terima dia” pekik ku dalam hati. Tapi bagaimana kalau itu semua
hanyalah tuduhan, temen sekelasnya Angga kan ada yang suka sama aku. Batinku
bergejolak, aku tak tau harus bagaimana, aku minta saran ke Yeni, temenku sejak
Sekolah Dasar, dia juga gak bisa ngasih jawaban,,,,, dia hanya bilang kalau aku
jangan terbawa emosi dan akhirnya memutuskan hal yang akan membuatku menyesal. Akh, tapi aku tak
tau….. rasanya aku ingin memuntahkan segala kemarahanku pada Deni,,,, kenapa
dia tega banget sama aku. Aku ngerasa akh….. semua ini gila….
Dan
akhirnya, kuputusin Deni, maaf yach Den, aku hanya ingin kamu tau kalau aku
bukan wanita yang bisa kamu permainin.
Kala
perasaan ambruk, dia datang, akh, jujur ini membuatku semakin drop….. luka kemrin saja belum kering, eh ada lagi…..
tapi kalau ditolak, gak enak ma Teh Nia…. Dion kan temen sekelasnya Teh Nia….
Akh,
semuanya semakin rumit…..
Akhirnya
kuberanikan diri untuk menerimanya, apalagi Irma Salah satu shabatku
mendukungku,,,,,, pantas aja, kan Angga
pacarnya Irma itu temennya Dion.
Akh,
semuanya semakin rumit. Ku akui kehadiran Dion menghadirkan sejuta bahagia,
tapi semuanya terasa hampa….
Dalam
kesendirian…….
Kadang
ku termenung, apa sebenarnya arti hidup ini,,,,,?
Baru
saja, ku membuka hati, harus ku terima pengkhianatan…….
Waktu
berlalu terasa begitu cepat,,,,, Aku menginjak kelas VIII, hmmm dengan sebuah
prestise, senang sekali rasanya bisa membuat orang tua bangga.
Tapi sayang, kehidupanku tidak
selancar prestasi di Sekolah, aku yang seorang penutup membautku merasa sulit hanya tuk sekedar
mengungkapkan asa dan rasa. Hanya My Diary yang selalu setia menemani setiap
malam-malam ku yang hening.
My Diary,
Dunia terasa begitu kelabu bagi Mil, Mil
ngerasa semuanya salah dan gak seharusnya seperti ini, baru terpikir oleh Mila,
bagaimana perasaan Deni waktu Mila putuskan,,,,? Mungkin hancur? Atau mungkin
senang karena terlepas dari Mil dan bisa berduaan dengan pacarnya yang di SMP N
1?
Tapi bagaimana kalau berita Deni selingkuh
itu hanya tuduhan semata?
Oh Diary, apa yang harus Mil lakukan?
Terhenyak aku dalam lamunan,
Merogoh asa dalam kelam…..
Akankah yang benar terlihat benar?
Atau semua akan terasa amat samar?
“Mil…..”
terdengar suara Ibu, orang yang paling kusayangi di dunia ini.
“Iya
Bu, ada apa?” sahut ku pelan
“dah
jam begini belum tidur,,,,, cepetan tidur sayang”
“he
he,,,, iya Bu, sekarang Mil tidur” hmm, untung Ibu ngingetin, kalau engga, wah
bisa kebablasan sampai pagi nih gara-gara keasikan curhat sama My Diary,,,,,
Tak sabar
rasanya menunggu sang mentari bersinar, banyak hal yang ingin kutanyakan pada
Yeni,,,,, mungkin dia tahu apa sebenarnya yang terjadi,
Hmm,,,,,,
semua ini terasa menyesakan dada,,,,,,
“ya robb,
tunjukan padaku kebenaran itu, luluhkan lisan ku tuk minta maaf andai Deni gak
bersalah…… andai Deni pada kenyataannya gak selingkuh, Ya Robb……. Aku telah
menyakitinya, “
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus