Selasa, 19 Juni 2012

Sepenggal Kasih



Udara dingin,,,,,,
Menusuk raga dalam asa……
Menjalar menuju ingatan lama…..
Luka yang pernah ada, terkoyak,
terhempas dalam ruangan sempit, gelap,,,,, sendiri,
Bayang-bayang yg tak ingin ku lihat, yg tak ingin ku ingat, kini begitu jelas di depan mata,,,,,,,,,

Waktu itu, saat aku masih dduk di bangku sekolah lanjutan pertama, tepatnya di salah satu Sekolah berbasis Islam atau di sebut Madrasah Tsanawiyah,,,,,,,,

Akh, aku tak tau, apa sich yang membuat aku menarik bagi mereka?????? Muka pas pasan, tubuh juga jauh dari ideal,,,,,, aku juga orang biasa-biasa…… ????!!!!

Tapi, Beberapa orang menyatakan perasaannya, mulai dari yang mengirim surat maupun hanya dengan titipan kata. (ma’lum dulu kan telepon seluler masih dianggap barang mewah, barang yang tak semua orang bisa memilikinya). Aku bingung, aku tak tau….. siapa yang harus kupilih….. akh, atau tidak satupun…….. aku ingin konsentrasi belajar……. Tapi, bagaimana dengan mereka? Mereka pasti sedih kalau ditolak……. Akh, aku tak tau harus bagaimana.

Tapi, suatu hari seseorang dengan gentle nya menyatakan cintanya padaku……. Hhhmmmm, salut juga…… dengan perasaan yang membuncah, kuberanikan untuk  menerimanya. Hari yang sungguh indah, apalagi LT II tinggal beberapa minggu. Yach, kupikir jika aku dah punya “boyfriend” gak akan ada yang mencoba wat nembak lagi. Alhasil dugaanku benar,,,,,, thanks DENI karna sudah hadir dalam kehidupanku.

Kujalani hari dengan, yach…. Begitulah sulit diungkapkan kata-kata……. Tapi sayang, pemikiranku tentang lelaki gak berubah,,,, konflik keluarga membuat aku selalu berfikir kalau semua lelaki itu brengsek…..

Hingga akhirnya, aku mendengar berita dari temenku Irma, dia bilang “Mila,  tau gak kemarin Angga bilang ke aku, kalau Deni itu selingkuh”, dengan kagetnya aku bertanya balik pada Irma, “ yang bener Ir, akh aku gak percaya, gak mungkin dia selingkuh,,,, “. “ bener mil, dia selingkuh ma anak SMPN 1, malah Angga bilang  Angga tau orangnya,,,,, dia juga suka volley, mungkin mereka deket karna itu”, Irma meyakinkan ku.

Hhh,,,,, aku pulang dengan langkah gontai, “ya Robb, pa bener yang dikatakan Irma….. huh, sialan tuh si Deni, ternyata emang bener yach….. semua Cowo di dunia ini brengsek, nyesel aku terima dia” pekik ku dalam hati. Tapi bagaimana kalau itu semua hanyalah tuduhan, temen sekelasnya Angga kan ada yang suka sama aku. Batinku bergejolak, aku tak tau harus bagaimana, aku minta saran ke Yeni, temenku sejak Sekolah Dasar, dia juga gak bisa ngasih jawaban,,,,, dia hanya bilang kalau aku jangan terbawa emosi dan akhirnya memutuskan hal yang  akan membuatku menyesal. Akh, tapi aku tak tau….. rasanya aku ingin memuntahkan segala kemarahanku pada Deni,,,, kenapa dia tega banget sama aku. Aku ngerasa akh….. semua ini gila….
Dan akhirnya, kuputusin Deni, maaf yach Den, aku hanya ingin kamu tau kalau aku bukan wanita yang bisa kamu permainin.
Kala perasaan ambruk, dia datang, akh, jujur ini membuatku semakin drop…..  luka kemrin saja belum kering, eh ada lagi….. tapi kalau ditolak, gak enak ma Teh Nia…. Dion kan temen sekelasnya Teh Nia….
Akh, semuanya semakin rumit…..
Akhirnya kuberanikan diri untuk menerimanya, apalagi Irma Salah satu shabatku mendukungku,,,,,, pantas aja,  kan Angga pacarnya Irma itu temennya Dion.
Akh, semuanya semakin rumit. Ku akui kehadiran Dion menghadirkan sejuta bahagia, tapi semuanya terasa hampa….


Dalam kesendirian…….
Kadang ku termenung, apa sebenarnya arti hidup ini,,,,,?
Baru saja, ku membuka hati, harus ku terima pengkhianatan…….










 


Waktu berlalu terasa begitu cepat,,,,, Aku menginjak kelas VIII, hmmm dengan sebuah prestise, senang sekali rasanya bisa membuat orang tua bangga.
Tapi sayang, kehidupanku tidak selancar prestasi di Sekolah, aku yang seorang penutup  membautku merasa sulit hanya tuk sekedar mengungkapkan asa dan rasa. Hanya My Diary yang selalu setia menemani setiap malam-malam ku yang hening.
 
My Diary,
Dunia terasa begitu kelabu bagi Mil, Mil ngerasa semuanya salah dan gak seharusnya seperti ini, baru terpikir oleh Mila, bagaimana perasaan Deni waktu Mila putuskan,,,,? Mungkin hancur? Atau mungkin senang karena terlepas dari Mil dan bisa berduaan dengan pacarnya yang di SMP N 1?
Tapi bagaimana kalau berita Deni selingkuh itu hanya tuduhan semata?
Oh Diary, apa yang harus Mil lakukan?

Terhenyak aku dalam lamunan,
Merogoh asa dalam kelam…..
Akankah yang benar terlihat benar?
Atau semua akan terasa amat samar?






  

“Mil…..” terdengar suara Ibu, orang yang paling kusayangi di dunia ini.
“Iya Bu, ada apa?” sahut ku pelan
“dah jam begini belum tidur,,,,, cepetan tidur sayang”
“he he,,,, iya Bu, sekarang Mil tidur” hmm, untung Ibu ngingetin, kalau engga, wah bisa kebablasan sampai pagi nih gara-gara keasikan curhat sama My Diary,,,,,
Tak sabar rasanya menunggu sang mentari bersinar, banyak hal yang ingin kutanyakan pada Yeni,,,,, mungkin dia tahu apa sebenarnya yang terjadi,
Hmm,,,,,, semua ini terasa menyesakan dada,,,,,,
“ya robb, tunjukan padaku kebenaran itu, luluhkan lisan ku tuk minta maaf andai Deni gak bersalah…… andai Deni pada kenyataannya gak selingkuh, Ya Robb……. Aku telah menyakitinya, “

1 komentar: